5.18.2014

Hizbullah desak pemimpin Kristen Libanon tak datangi Yerusalem

Hizbullah desak pemimpin Kristen Libanon tak datangi Yerusalem



Seorang petinggi Hizbullah kemarin memperingatkan bahwa kunjungan dari kepala Gereja Maronit Libanon ke Yerusalem untuk menyambut Paus Fransiskus akan memiliki konsekuensi negatif.
Pernyataan itu datang selama pertemuan antara Kepala Dewan Politik Hizbullah, Ibrahim Amin al-Sayyid, dengan Patriak Gereja Maronit, Beshara Rai, di Kota Bkirki, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (17/5).
"Kami memberikan perspektif dan pandangan kami serta meletakkan apa yang kita lihat sebagai dampak negatif dari kunjungan ini," kata Sayyid. Dia menjelaskan Hizbullah berharap perspektif itu dapat diperhitungkan.
Ini adalah peringatan terbaru dari dalam Libanon terhadap kunjungan itu, yang akan menjadi yang pertama dilakukan pemimpin Gereja Maronit Libanon ke Yerusalem, sejak wilayah itu berada di bawah kendali penuh Israel setelah perang Israel-Arab pada 1967.
Surat kabar As-Safir, sebuah koran terkemuka dekat dengan Hizbullah, mengatakan kunjungan itu akan menjadi sebuah 'dosa bersejarah'. Koran pro-Hizbullah, Al-Akhbar, juga menyebut sekelompok politisi Libanon tengah mencoba untuk mencegah Rai mengunjungi Yerusalem selama wilayah itu berada di bawah pendudukan Israel.
Namun, Rai mengatakan kunjungannya ke Tanah Suci itu adalah dalam rangka menyambut Paus Fransiskus selama perjalanan singkatnya pada 24-26 Mei. Dia bersikeras kunjungan itu tidak memiliki makna politik.
Libanon dan Israel secara teknis dalam keadaan perang. Warga Libanon dilarang bepergian ke Israel, tetapi para rohaniwan dari Gereja Maronit dapat mengunjungi ke Negeri Yahudi itu untuk melakukan pelayan di sana.

0 komentar: