Menurut penegasan al-Quran dan Sunah, setan tak berbeda dengan manusia juga memiliki anak keturunan. Nasib mereka juga tidak berbeda dengan nasih setan sendiri: terlaknat dan terusir, kecuali sebagian kecil dari mereka. Seperti setan yang diciptakan bersamaan dengan Rasulullah saw dan beliau membuatnya masuk Islam.
Dalam sebuah ayat al-Quran disebutkan, “Patutkah kalian mengambil dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain dari-Ku, sedang mereka adalah musuh kalian?” (QS. Al-Kahf 18:50)
Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar meriwayatkan sebuah hadis, Allah berfirman kepada iblis, “Aku tidak akan memberikan seorang anak kepada Adam kecuali Aku juga akan memberikan anak serupa kepadamu. Setiap anak Adam memiliki setan yang lahir bersamanya.” (Kitab al-Sama’ wa al-‘Alim, hlm. 243)
Dalam kitab yang sama, Allamah Majlisi meriwayatkan, salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, “Apakah Anda juga memiliki setan yang bersama Anda?” Beliau menjawab, “Ya. Tetapi Allah menolongku sehingga aku berhasil membuatnya masuk Islam.” (Ibid, hlm. 254)
Perlu kita camkan bersama, setan yang asli (iblis) berasal dari bangsa jin. (QS. Al-Kahf 18:50) Dalam sebagian ayat, al-Quran menyatakan bahwa setan memiliki keturunan dan anak cucu, dan di sebagian ayat yang lain menegaskan bahwa setan juga bisa mati. (QS. Al-Ahqaf 46:18) Dari semua ini dapat dipahami bahwa tradisi beranak-pinak di kalangan jin juga berlaku.
Source : http://shabestan.net/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar