Laman

6.19.2014

Sejak 2012, AS Latih ISIS di Pangkalan Rahasia Yordania

Takfiri al-Qaeda


Para pejabat Yordania mengatakan, semua anggota ISIS yang menerima pelatihan AS untuk berperang di Suriah pertama-tama diselidiki keterkaitannya dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda.

Misteri kawanan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sedikit demi sedikit mulai terkuak. Ternyata, gerombolan teroris berubah agama yang terkenal kejam dan biadab ini, kata jurnais WND, Aron Klein , "... telah dilatih pada 2012 oleh instruktur AS yang bekerja di sebuah pangkalan rahasia di Yordania, menurut informasi dari pejabat Yordania."

Para pejabat itu, lanjutnya, mengatakan, puluhan anggota ISIS dilatih saat itu sebagai bagian dari bantuan rahasia untuk para pemberontak yang menarget rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad di Suriah. Para pejabat itu juga mengaku, pelatihan tersebut tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam kampanye terorisme di Irak seperti sekarang.

Para pejabat Yordania mengatakan, semua anggota ISIS yang menerima pelatihan AS untuk berperang di Suriah pertama-tama diselidiki keterkaitannya dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda.

Pada bulan Februari 2012, WND pertama kali melaporkan bahwa AS, Turki, dan Yordania sedang menjalankan pelatihan dasar bagi para pemberontak Suriah di kota Yordania, Safawi, di wilayah gurun utara negara itu. Laporan tersebut sejak itu telah dikuatkan berbagai akun media lainnya.

Maret 2014 lalu, mingguan Jerman, Der Spiegel, melaporkan warga Amerika melatih pemberontak Suriah di Yordania. Mengutip yang dikatakan peserta dan penyelenggara pelatihan itu, Der Spiegel melaporkan, tak jelas apakah warga Amerika itu bekerja untuk perusahaan swasta atau tergabung dalam Angkatan Darat AS. Namun, majalah itu mengatakan, beberapa insruktur mengenakan seragam militer. Pelatihan itu dilaporkan terfokus pada penggunaan senjata anti-tank.

Majalah Jerman melaporkan bahwa sekitar 200 orang menerima pelatihan selama tiga bulan sebelumnya di tengah rencana AS untuk melatih 1200 anggota Tentara Suriah Bebas di dua kamp, yaitu di selatan dan timur Yordania. Surat kabar Inggris, Guardian juga melaporkan Maret lalu bahwa insruktur AS membantu pemberontak Suriah di Yordania bersama instruktur asal Inggris dan Perancis.

Reuters melaporkan, juru bicara Departemen Pertahanan AS menolak berkomentar langsung ihwal laporan majalah Jerman itu. Kementerian luar negeri Perancis dan kementerian luar negeri dan pertahanan Inggris juga tidak mau berkomentar kepada Reuters.

Para pejabat Yordania berbicara kepada WND di tengah kekuatiran atas kekerasan sektarian di Irak yang diperkirakan akan meluas ke negara mereka sendiri serta Suriah.

Sebelumnya, ISIS memposting video di YouTube yang mengancam akan bergerak ke Yordania dan "sang pembantai" Raja Abdullah, yang mereka pandang sebagai musuh Islam.

WND melaporkan pekan lalu bahwa, menurut sumber-sumber rezim Yordania dan Suriah, Arab Saudi telah mempersenjatai ISIS dan warga Saudi merupakan kekuatan penggerak yang mendukung kelompok al-Qaeda paling ekstrim itu.

WND lebih lanjut melaporkan bahwa, menurut sumber Muslim Syiah dalam kontak dengan seorang pejabat tinggi di pemerintahan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki, pemerintahan Obama telah menyadari selama dua bulan bahwa kawanan yang terinspirasi al-Qaeda itu, yang telah mencaplok dua kota di Irak dan kini mengancam Baghdad, juga melatih para terorisnya di Turki.

Sumber itu mengatakan pada WND bahwa setidaknya salah satu kamp pelatihan kelompok ISIS berada di sekitar Pangkalan Udara Incirlik dekat Adana, Turki, di mana personil dan peralatan AS berada.

Ia menyebut Obama "kaki tangan" dalam serangan yang mengancam pemerintah Maliki yang juga ikut didirikan AS sepanjang perang Irak itu.

Sumber tersebut mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan di Turki, ribuan pejuang ISIS bertolak ke Irak melalui Suriah untuk menggabungkan upaya mendirikan kekhalifahan "Islam" (versi sesat Wahhabi) yang tunduk pada hukum kaku Wahhabi yang setali tiga uang dengan kawanan primitif Taliban di Afghanistan yang juga diciptakan AS dan Pakistan di era 80-an.


Source : http://islamtimes.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar