NEW YORK -- Seorang pejabat senior PBB pada Selasa (20/5) mendesak pejabat Israel dan Palestina agar secara seksama mempertimbangkan langkah mereka selanjutnya guna menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian, yang saat ini macet.
Saat memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai apa yang ia sebut "kebuntuan" dalam pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina, Oscar Fernandez-Taranco, Asisten Sekretaris Jenderal PBB Urusan Politik, mengatakan penting untuk memulai kembali perundingan. Namun juga penting bagi semua pihak untuk mempertimbangkan jalur menuju kemajuan, sebelum pembicaraan dilanjutkan.
"Kita tak bisa mendesak semua pihak kembali ke meja tanpa parameter yang layak," kata Fernandez-Taranco, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang. "Jeda saat ini dalam pembicaraan itu memungkinkan kedua pihak mempertimbangkan langkah mereka selanjutnya, yang berkembang dari keterlibatan intensif (oleh PBB) selama sembilan bulan belakangan ini."
Pembicaraan perdamaian yang direncanakan antara Israel dan Palestina dan dijadwalkan dimulai pada 16 April ditunda pada saat terakhir. Babak pembicaraan perdamaian saat ini, yang dimulai pada Juli lalu dan mulanya dirancang berakhir paling lambat pada 29 April, telah goyah akibat penolakan Israel untuk membebaskan kelompok terakhir tahanan Palestina, perluasan permukiman dan permintaan Palestina untuk bergabung dengan 15 konvensi internasional.
Israel menghentikan perundingan perdamaian yang diperantarai AS dengan Palestina lima hari sebelum proses tersebut secara resmi berakhir sebagai reaksi atas kesepakatan perujukan yang ditandatangani pada 23 April antara Faksi Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Fatah, dan penguasa Jalur Gaza, HAMAS.
Setelah penandatanganan kesepakatan perujukan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel takkan berunding dengan Pemerintah Palestina apa pun kecuali Pemerintah Palestina tersebut mengakui negara Israel.
Source : http://www.republika.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar